INTELIJEN BISNIS
Intelijen
bisnis sering dianggap sebagai sesuatu hal yang baru dan menakutkan. Dunia
gelap dan suram dimana terdapat praktek-praktek penyuapan, spionase industri,
pencurian informasi dan sebagainya. Semua hal tersebut di atas terlanjur
melekat pada intelijen. Benarkah intelijen kompetitif merupakan dunia seperti
itu? Di awal buku ini penulis akan memberikan gambaran sebenarnya tentang
apakah makhluk intelijen kompetitif itu.
Coba
kumpulkan tujuh orang dari tujuh perusahaan yang menerapkan intelijen
kompetitif, tanya kepada mereka apa itu intelijen kompetitif dan akan terjawab
tujuh jawaban yang berbeda-beda dari masing-masing orang tersebut. Bahkan
sangat mungkin salah satu dari mereka akan menambahkan kebingungan lagi bagi
Anda, misalnya dengan menambahkan istilah business intelligence atau marketintelligence atau strategic intelligence dan
bahkan spionase industri.
Buku
ini didedikasikan bukan untuk seorang teknisi atau seorang ahli ilmu pasti. Buku
ini didedikasikan untuk praktisi yang membutuhkan pemahaman lebih tentang
kegunaan dan nilai dari intelijen serta bagaimana melakukannya.
A. Konsep Dasar Intelijen
Intelijen
adalah penciptaan new knowledge dalam suatu organisasi. Pada dasarnya,
penciptaan new knowledge tersebut tidak bisa lepas dari proses
transformasi data menuju intelijen.
Data
Data
adalah potret kejadian atau fakta atas sesuatu hal yang terjadi. Data dapat
merupakan reasoning atas hal yang terjadi pada suatu periode waktu. Data
sebagaimana fakta, belum memiliki arti dan manfaat. Untuk memberikan manfaat
data tersebut harus mengalami proses terlebih dahulu.
Informasi
Informasi
adalah kumpulan data yang memiliki hubungan sehingga memberikan makna.
Informasi merupakan bentuk yang telah memberikan manfaat baik dalam arti
positif maupun negatif.
Knowledge
Knowledge merupakan
sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, lebih komprehensif dari data ataupun
informasi. Knowledgemerupakan gabungan tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacitknowledge berarti
keahlian yang ada pada diri seseorang namun tidak terlihat, sedangkan explicit knowledge merupakan
keahlian yang tertulis atau terdokumentasikan.
Intelijen
Orang
awam biasa mengartikan intelijen sebagai operasi militer yang rahasia atau
bahkan sama dengan spionase. Pada dasarnya intelijen adalah proses penciptaan
pengetahuan baru dalam sebuah organisasi. Pengetahuan baru berarti pengetahuan
yang dihasilkan merupakan pengetahuan yang benar-benar baru atau sebelumnya
tidak terdapat dalam invertory pengetahuan yang lama.
Intelijen
harus memiliki sifat yaitu memiliki keakuratan yang tinggi, fokus pada suatu
bidang, berdimensi waktu yang sesuai, visi ke depan, dapat diterapkan dan
responsif terhadap kebutuhan manajemen.
Berdasarkan lingkup dan
tingkatannya intelijen dibagi seperti pada tabel dibawah ini.
Tipe
|
Lingkup
|
Tingkatan
|
Economic Intelligence
|
Makro
|
Negara
|
Business Intelligence
|
Makro
|
Industri/Pasar
|
Market Intelligence
|
Mikro
|
Pasar
|
Competitor Intelligence
|
Mikro
|
Pelaku Pasar
|
Customer Intelligence
|
Mikro
|
Konsumen
|
Tabel 1.1 : Tipe dan Lingkup Intelijen
Intelijen
bukan monopoli manajemen tingkat atas saja. Intelijen bisa dihasilkan dan
dibutuhkan oleh seluruh tingkatan manajemen. Hal ini bisa dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tipe
|
Fokus
|
Strategic
Intelligence
|
Keputusan Strategis
|
Operational Intelligence
|
Efisiensi Operasi
|
Competitive
Intelligence
|
Keunggulan
competitive advantage
|
Technical
Intelligence
|
Keunggulan teknis
dan riset
|
Counter Intelligence
|
Keamanan informasi
|
Tabel 1.2 : Tipe dan Fokus Intelijen
C. Definisi
Intelijen bisnis : Makhluk dengan Berbagai Wujud
Intelijen
kompetitif meliputi pengambilalihan informasi dan pengumpulan informasi secara
legal, analisis, dan penyajian informasi intelijen. Ada perbedaan krusial
antara intelijen dengan spionase industri, yaitu pada pertimbangan etis dan
legal. Namun dalam kenyataanya, masih banyak orang yang salah tafsir dan
berprasangka buruk terhadap intelijen. Ini terjadi karena kosakata intelijen
sendiri memiliki arti yang luas dan setiap negara akan mendefinisikan intelijen
dalam terms sesuai dengan standar etis yang berlaku di negara
tersebut. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh individu yang
berkecimpung dalam unit intelijen sebuah organisasi bahwa setiap negara
mempunyai standar etis yang berbeda dan kadang bertentangan dengan standar etis
yang diterapkan dalam organisasi.
Intelijen
kompetitif juga didefinisikan sebagai program sistematik untuk mengumpulkan dan
menganalisa informasi tentang kegiatan para pesaing dan
kecenderungan-kecenderungan bisnis umum untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Dengan demikian dalam intelijen bisnis mengandung unsur sebagai berikut :
- program
sistematik
- pengumpulan
data
- analisis
informasi
- aktifitas
aktifitas bisnis
- adanya
tujuan strategis yang hendak dicapai
Definisi
ini terdengar lebih etis dan legal, meski pada prakteknya diketahui beberapa
perusahaan yang melakukan praktek pelanggaran hukum dalam mengumpulkan
informasi tentang kegiatan pesaingpencurian informasi, penyadapan, perampokan
kantor dan penyuapan dan ini berarti telah berubah dari intelijen ke spionase
industri.
Definisi
yang lain menyatakan intelijen kompetitif sebagai sebuah program : "Program
Intelijen Kompetitif merupakan pondasi dimana sasaran, strategi dari sebuah
organisasi dibangun dan dimodifikasi. Intelijen kompetitif menyediakan input
terhadap keputusan produk mana, pasar dan jalur bisnis yang akan ditanami
investasi dan dibangun, bagaimana membangun kerjasama, dan juga yang mana yang
akan didivestasi".
Dari
tiga definisi diatas maka proses intelijen kompetitif semua memiliki elemen
elemen yang sama. Elemen elemen tersebut adalah :
- Memfokuskan
pada industri dan membuat profil pesaing.
- Pengumpulan
data menjadi intelijen, diorganisasi dan dievaluasi untuk menyediakan pandangan
baru terhadap kompetisi.
- Setiap
anggota organisasi adalah bagian dari intelijen kompetitif, sebagai antena,
meskipun tidak diberi tanggung jawab secara formal.
- Merupakan
proses dari mer.gumpulkan, menganalisa dan menggunakan data umum (public)
yang tersedia yang dzperoleh dengan legal dan etis. Dan bukan merupakan
spionase industri.
Dengan
semakin tingginya tingkat kesadaran hukum serta kerasnya sanksi yang diterima
oleh perusahaan yang melakukan praktek spionase industri maka kebanyakan perusahaan
melakukan praktek intelijen kompetitifnya dengan etis dan legal. Informasi yang
diperlukan dalam intelijen kompetitif sendiri sebenarnya sudah tersedia, hanya
tinggal mencarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar