visa/Plus Jaringan ATM
Visa / Plus Jaringan
ATM
Hanya Jaringan Anda
Harus Berikan Pemegang Kartu ATM Anda Kemudahan global
Ketika Anda
menggabungkan aktivitas ATM Anda di bawah Visa ® / Plus mark ® merek , Anda
tidak hanya mengurangi biaya dan menyederhanakan operasi , Anda akan bertemu
pemegang kartu Anda ' harapan pelayanan tertinggi . Dengan akses 24/7 di
seluruh dunia untuk dana pada deposito dan cakupan universal melalui ATM lebih
dari 1 juta ATM di 179 negara ( termasuk lebih dari 400.000 ATM di Amerika
Serikat ) , Visa / Plus Jaringan ATM menawarkan fungsionalitas kelas dunia
untuk Anda pemegang kartu - dan bisnis Anda !
Visa / Plus Network
adalah bagian dari Visa Terpadu Debit Solusi , solusi end - to-end yang
meliputi berbagai macam produk debit : kartu Visa Debit untuk transaksi debit
secara offline konsumen, Interlink untuk transaksi debit PIN - enabled , Visa /
Plus ATM jaringan untuk transaksi ATM , dan POS Periksa layanan untuk konversi
cek, serta Visa Debit layanan pengolahan untuk pemrosesan transaksi layanan
penuh . Dengan Visa Debit Integrated Solution Anda dapat mengambil keuntungan
dari jaringan nasional yang menyediakan Anda dengan keseragaman debit di semua
wilayah , operasi perampingan dan layanan pelanggan dan menurunkan biaya .
E-banking
Pada era globalisasi saat ini
banyak bermunculan istilah atau konsep-konsep baru dalam kehidupan masyarakat,
terutama dalam kegiatan perekonomian- baik pada level ekonomi makro maupun
ekonomi mikro. Bahkan konsep-konsep baru tersebut telah mengarah ke
”teori-teori” baru yang ”melengkapi”, ”dipertentangkan” bahkan ”menggantikan”
beberapa konsep atau teori ”lama”. Beberapa
contoh konsep tersebut diantaranya adalah digital
economy, economic of internet, knowledge based economy, e-commerce, e-marketing, e-business, e-finance, e-banking, e-money, digital cash, dan less-cash society. Semua konsep-konsep baru tersebut berkaitan
dengan perkembangan dan penerapan TIK pada berbagai sektor perekonomian.
”Suka atau tidak suka, mau atau tidak
mau, siap atau tidak siap, kita tetap harus menghadapi globalisasi”. Itulah
sepenggal pernyataan yang sering kita dengar terkait dengan isu globalisasi.
Pernyataan tersebut menggugah kita bersama bahwa globalisasi sudah menjadi
keniscayaan saat ini. Keniscayaan yang didorong dan difasilitasi oleh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat cepat. Salah satu bentuk keniccayaan adalah terbentuknya
masyarakat digital, yang di industri perbankan dikenal dengan istilah less-cash society. Terbentuknya masyarakat
digital tersebut di didorong oleh perkembangan dan penerapan TIK yang sangat
intensif di bidang perbankan- yang selanjutnya disebut Electronic Banking atau disingkat E-Banking. “E-Banking dan
Less-Cash Society” inilah yang
menjadi topik utama tulisan ini.
Beberapa pernyataan yang menarik
terkait dengan topik ini adalah ”Apakah masyarakat digital sudah terbentuk,
atau minimal ada tanda-tandanya di Indonesia?”, ”Bagaimana potensi digital economy untuk Indonesia yang masih menghadapi
masalah kesejahteraan?”, ”Bagaimana perkembangan teknologi E-banking
di Indonesia dikaitkan dengan pembentukan masyarakat digital di Indonesia?”,
serta “Bagaimana persepsi masyarakat tentang penggunaan E-Banking?”. Ulasan terhadap
dua pertanyan pertama merupakan pondasi mengenai pentingnya TIK dalam sektor
perekonomian, yang dilengkapi posisi Indonesia dalam hal pemanfaatan TIK
di lingkungan global. Ulasan yang lebih mendalam akan dilakukan untuk dua pertanyaan
yang terakhir, terutama dikaitkan dengan spektrum teknologi E-banking dan Intenstitas pengggunaannya
di Indonesia.
TEKNOLOGI E-BANKING
Salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh oleh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi adalah sektor keuangan, terutama
perbankan. Sebelumnya mari kita lihat kilas balik dan
perkembangan terkini mengenai perbankan Indonesia. Setelah lebih dari
seperempat abad terhitung dari deregulasi pada tahun 1983, perbankan Indonesia
telah mengalami berbagai gonjang-ganjing
yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Titik nadir perbankan sendiri
terjadi menjelang krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1997 yang dikenal
sebagai krisis moneter. Beberapa tonggak penting perjalanan dalam kurun waktu
tersebut adalah sebagai berikut.
Jenis-Jenis Teknologi E-Banking
Automated Teller Machine
(ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan
atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan
tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau
pemindahan dana.
Computer Banking. Layanan
bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data
bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar
tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang
digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale
(POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet
(diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang
dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang
membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer
elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk
pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer
dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening
nasabah ke rekening kreditor. Direct
payment berbeda dari preauthorized
debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Electronic Bill Presentment and Payment
(EBPP). Bentuk
pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau
pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening
bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan
tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan
mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang
dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik
agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman”
dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai
pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada
terminal ATM atau Point of Sales.
Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara
elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi
pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada
tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu
(misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening
kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu
tipe Stored-Value Card yang
menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar
nilai tersebut ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu
tipe stored-value card yang di dalamnya
tertanam satu atau lebih chips atau
microprocessors
sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses
untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi
saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem
terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup
(misalnya MasterCard atau Visa
networks).
Stored-Value Card. Kartu yang
di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran
sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi
kerja atau perusahaan lain. Untuk
single-purpose stored value card, penerbit
(issuer) dan penerima (acceptor) kartu
adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan
pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu
telpon). Limited-purpose card secara
umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi
sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah).
Sedangkan multi-purpose card dapat
digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas,
misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan
antar bank.
|
Diposkan Yesterday oleh TITUS WELAY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar